- Home »
- Contoh Makalah Fisika "VISKOSITAS" || Teknik Informatika STT-PLN Jakarta
On
Wednesday, May 29, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Kekentalan
adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.
Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat
cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan
suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan
bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan
viskositas.
Suatu
zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan
padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan
sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun
dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola
kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga
mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya
suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi
dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut
kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas).
Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.
Aliran
viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah
kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak
kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika
istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu,
tenggelam, melayang, dan terapung.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian dari viskositas?
2. Bagaimana
konsep viskositas?
3. Bagaimana
cara mengukur viskositas?
4. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Bagaimana
pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari?
III.
TUJUAN
MAKALAH
1. Mengetahui
pengertian dari viskositas secara umum dan mater-materi yang dikandungnya.
2. Mengetahui
konsep viskositas.
3. Mengetahui
cara mengukur viskositas.
4. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas.
5. Mengetahui
penerapan atau pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
VISKOSITAS
Viskositas
adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida tersebut mengalami
tegangan geser. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran
dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak
sayur memiliki viskositas tinggi.
Besar gaya F yang diperlukan
untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas A
dan letaknya pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak dinyatakan oleh
penurunan rumus :
F = η A
Keterangan
:
η = koefisien viskositas
Av =
besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
y = letak sesuatu dari permukaan yang tidak bergerak
Satuannya kg m-1 s-1.
Catatan
pada viskositas :
1. Aliran viskositas
(viscous flow). Dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh dari viskositas pada
aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai
tidak kental (invicid) atau,
seringkali, ideal, dan µ diambil sebesar nol. Tetapi kalau istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas
tidak diabaikan.
2. Kecepatan
(velocity). Dalam aliran viskos hokum dasarnya adalah bahwa kecepatan fluida
pada tepi batas harus sama dengan kecepatan dari tepi batas itu. Sebaliknya,
ada gradient kecepatan sangat kecil di sebelah tepi batas dan, karena
R =
µA ,
suatu tegangan geseran tak hingga.
3. Tegangan geser
(shear strength). Telah diketahui benar bahwa cairan yang tidak bergerak tidak
memiliki tegangan geser, karena dalam keseluruhan mereka berubah bentuk untuk mengisi
tempatnya, bagaimanapun juga bentuknya. Akan tetapi, ketika sedang bergerak,
mereka mempunyai tegangan geser, karena kalau R adalah hambatan viskosnya yang terjadi meliputi luas A tegangan geser adalah
= µ .
4. Dimensi-dimensi
dariµ. Karena
hambatan viskos, R = µA , µ mempunyai dimensi-dimensi
dari tegangan dibagi
dengan gradient kecepatan yaitu:
(MT-2L-1)
÷ (LT-1/L) = ML-1T-1
Cara
lain untuk melukiskan satuan-satuan ini didapatkan dengan menyatakan µ dalam bentuk µ = ,
darimana mereka dapat didefinisikan sebagai NS/m2
, yaitu :
1kg/ms
= 1 Ns/m2
Dalam
system c.g.s. satuan-satuan dari µ adalah
poise, yang sama dengan 1 g/(cm detik). Jadi:
1
kg/ms = 10 poise = 1000 centipoise.
5. Koefisien
viskositas kinematis (Coeficient of kinematic viscosity), v(nu),
didefinisikan sebagai v = .
V diukur dengan m2/s atau dalam
Stokes, 1 Stoke adalah 1 cm2/s, dan
hubungan antara keduasatuanini:
1
centistoke (cSt) = 10-6 m2/s
Dimana1 Stoke = 100 centistokes.
6.
Hambatanviskos (viscos drag). RumusR =
µAdapat dipakai pada gerak relative dua silinder
konsentris (dengan cairan diantaranya) dari diameter yang hamper sama . Ini mirip
dengan rencana keteknikan biasa , yang terdapat misalnya, pada poros, dilumasi dengan
minyak, berputar di dalam bantalannya.
II.
KONSEP
VISKOSITAS
Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya
lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental
biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan
lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng
diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir
dari pada minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang
awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya,
semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas
atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata
adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida
(fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird,
1993).
Satuan
system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 =
Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga
sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida
adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair.
Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel
itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya
kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Fluida
dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara
cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible,
sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan
mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu
mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).
III.
PENGUKURAN
VISKOSITAS
Peralatan
untuk mengukur viskositas disebut viscometer.
Terdapat berbagai jenis viscometer yang berbeda, tetapi, karena sasaran makalah
ini adalah untuk membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika, bukan untuk
menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, makahal ini dapat dicari pada
sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan tiga cara untuk menentukan µ, yaitu:
a. Dengan
viscometer torsi
Rumus R = µA dipakai pada silinder konsentris.
b. Dengan
viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3,
bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian
dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih
tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan
cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan
melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan
untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ merupakan
perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan
berat jenis cairan (Respati,1981).
Berdasarkan
hokum Heagen Poisuille :
Dimana
:
p = tekanan
hidrostatis
r = jari-jari
kapiler
t = waktu
aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = panjang
kapiler
Untuk air :
Ŋair = πρr4 .
ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum
berlaku :
Ŋx = πρr4 . tx
. px.g.h / ( 8VL)
Jika air
digunakan sebagai pembanding, maka :
Ŋx / ŋair = tx.ρx / taρa
c. Dengan
hokum stokes untuk bola jatuh.
Rumus
Stokes:
Dimana
F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang
jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya µ dengan keceptan v.
Rumus Stokes hanya berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1,
bilangan Reynolds didefinisikan sebagai :
Dimana
d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus Stokes hanya berlaku pada kecepatan
sangat kecil, tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
Arti
dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 , adalah bahwa Re 1 aliran melalui bola adalah viskos dan hambatan
pada gerakan adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1 aliran melalui bola adalah turbulen dan
hambatan pada gerakan adalah campuran dari gesekan dan hambatan bentuk akibat
aliran turbulen.
d. Viscometer cup dan Bob
Prinsip
kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam
dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini
adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang
keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan
konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal
ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara
pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
f. Viscometer hoppler
Pada
viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam
untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi
akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan
maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium
(Bird,1993).
Berdasarkan
hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga : gaya
gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6πrVmax
= 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g
Ŋ
= { 2/g r3 (ρbola – ρcair) g } / Vmax
Vmax
= h / t
Dimana
:
t
= waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam
percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
Ŋa
= [ 2/g r2 (ρa – ρ1) g ta ] / h
Ŋx
= [ 2/g r2 (ρx– ρ1) g tx ] / h
Ŋx/
Ŋa = [ (ρx – ρ1) g tx ] / [ (ρa – ρ1)
g ta ]
IV.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS
Faktor-faktor
yang mempengaruhi viskositas :
1.
Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan
suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat
apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.
Konsentrasi
larutan
Viskositas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3.
Berat
molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan
berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat
atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4.
Tekanan
Semakin tinggi
tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
V.
VISKOSITAS
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat
fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida
tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya
disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara
lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat
sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang
bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang
lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar
dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi
akan lebih lambat mengalir didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya
lebih rendah. Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas
lebih tinggi mengalami gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika
benda tersebut bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah. Tujuan
mempelajari viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang bergerak di dalam
fluida akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain adalah koefisien
kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut, bentuk atau
besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya besar dan
berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan
bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin
kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar viskositasnya.
2.
Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas
adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli.
Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan
tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang
sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar
resistensinya untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu
harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak
dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk
kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan
kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum
beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli
memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan
penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat
gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk
kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja
yang ideal. Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya
gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap
yang lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang
paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya
tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua
permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu,
oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang
mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin,
sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Pembersih mesin dari sisa
pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak
muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja
pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti foam.
Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan
halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan
permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi
resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki
kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah
ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan
berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin
rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.
Beberapa kriteria
yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :
1.
Viskositas harus cukup kental untuk menahan
agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus
mencegah kebocoran dari segel.
2.
Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada
saat peralatan masih dingin.
3.
Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk
pelumasan perbatasan.
4.
Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
5.
Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk
menyerap endapan atau lumpur yanga terbentuk.
6.
Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk
dari segel yang bocor.
Dengan tingkat
kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin.
Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi
lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Oleh sebab itu,
peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif baru berumur dibawah 3
tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum
SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki
lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh
oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan
aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna
melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun
kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula
kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil
sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin diesel ini
memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap
bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran yang tinggi.
Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi
diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan
merusaknya. Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran
kekentalan dan kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi
prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf
SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers.
Selanjutnya angka
yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut.
Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat
kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.
Semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli
tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan
singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan
perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara
itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka
kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran
ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Zat cair dan gas memiliki viskositas,
hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas. Viskositas oli didefinisikan
dengan nomor SAE’S (Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah
pelumas tertulis :
API SERVICE SJ
SAE 20W – 50
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh
API (American Petroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik service
minyak pelumas dari skala terendah (SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin
berbahan bakar bensin.
Koefisien
viskositas fluida (η) ,didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan luncur
(F/A) dengan kecepatan perubahan regangan luncur ( v /l). Secara matematis,
persamaannya ditulis sebagai berikut.
η =
η =
Nilai viskositas setiap fluida berbeda menurut jenis
material tempat fluida tersebut mengalir. Nilai viskositas beberapa fluida tertentu
dapat dipelajari pada Tabel 1.1.
Tabel
1.1 Harga Viskositas Berdasarkan Eksperimen
Fluida
|
Viskositas
|
Uap
Air 100°C
|
0,125
cP
|
Air
99°C
|
0,2848
cP
|
Light
Machine Oil 20°C
|
102
cP
|
Motor
Oil SAE 10
|
50–100
cP, 65 cP
|
Motor
Oil SAE 20
|
125
cP
|
Motor
Oil SAE 30
|
150–200
cP
|
Sirop
Cokelat pada 20°C
|
25.000
cP
|
Kecap
pada 20°C
|
Keterangan:
Poiseuilledan Poise adalah satuan viskositas dinamis, juga disebut
viskositas absolut. 1 Poiseulle (PI) = 10 Poise (P) = 1.000 cP. Benda yang
bergerak dalam fluida kental mengalami gaya gesek yang besarnya dinyatakan dengan
persamaan:
Berdasarkan perhitungan laboratorium,
pada tahun 1845, Sir George Stoker menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola nilai k = 6R.
Persamaan diatas dikenal sebagai Hukum Stokes. Gaya
gesek dalam zat cair tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relative benda
terhadap zat cair, serta ukuran dan bentuk geometris benda. Jika sebuah benda
berbentuk bola (kelereng) jatuh bebas dalam
suatu fluida kental, kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi Bumi
hingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang
tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan
terminal tercapai, berlaku keadaan :
Keterangan :
= kecepatan terminal (m/s),
= gayagesek (N),
= gayakeatas (N),
= massajenis bola (kg/m2),
= massajenisfluida (kg/m3).
3. Mengalirnya
darah dalam pembuluh darah vena.
4. Proses
penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng).
5. Mengalirnya
air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
1. Viskositas
adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida tersebut mengalami
tegangan geser. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran
dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
2. Konsep
viskositas adalah fluida,
baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
3. Metode pengukuran viskositas yaitu
viscometer torsi, viscometer kapiler/Ostwald, viscometer Hoppler,
viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes untuk bola jatuh dan viscometer cone dan plate.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.
5. Pengaplikasian viskositas dalam
kehisupan sehari-hari adalah pelumas mesin yang biasanya kita kenal
dengan nama oli, mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena, proses
penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air
dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
II.
SARAN
1. Pembahasan materi viskositas amat sempit, sehingga tidak
banyak terdapat pada materi di kelas. Hal ini menjadikan mahasiswa harus lebih
aktif mencari pembahasan dari luar kelas.
2. Mendukung pada pernyataan di poin 1, kurang diangkatnya
materi viskositas tidak terlalu banyak mendukung UAS mahasiswa-mahasiswi
STT-PLN. Oleh karena itu, diharapkan agar pembagian meteri berikutnya
berdasarkan garis besar materi sehingga memudahkan penyusun.
tq sangat membantu buat mapel kuliah saya :D
ReplyDeleterumusnya kok ga keliatan?
ReplyDeleteTq yo .. ^^
ReplyDeletemakasih gan,, tpi gmbarnya kok gx kliatan yaa
ReplyDeletekenapa tidak dicantumkan daftar pustakanya?
ReplyDelete